Rabu, 01 Januari 2014

Tugas Cerpen



            Cerita ini berawal saat aku masih duduk di bangku SMP kelas 9 sekitar 7 tahun yang lalu. Saat itu aku bertemu dengan perempuan cantik yang belum aku ketahui namanya padahal dia tetangga kelasku. Tetapi karena aku tidak berani menyapanya jadi aku tanyakan siapa namanya lewat sahabatku yang bernama Diaz.
Aku : “Lai itu yang mukanya arab kelas 92 siapa namanya ya ?”
Diaz : “Itu Lydia lai, dia kan tetangganya Dita” (Dita adalah Pacarnya Diaz pada waktu itu).
Aku : “Ooh Lydia ya, kok gw ga pernah liat dia dari kelas 7 ya ?”
Diaz: “Makanya gaul jangan maenan Motor sama di Warnet mulu lai”
Aku: “Lah kalo pernah liat mah gw pasti kenal lai, makanya gw nanya sama lu”
Diaz: “Mungkin karna lu masuk siang waktu kelas 8 kalo dia sama gw masuk pagi”
Aku: “Ooh iya mungkin, pantes gw ga pernah liat”
Diaz: “Emang ada apaan lai ?”
Aku : “Gapapa, cakep ya dia lai, tadi gw liat dia lewat mau olahraga. Alisnya tebel sama rambutnya item banget”
Diaz: “Iye cakep kalo ga jerawatan hahahaha”
Aku: “Ga gitu juga kali lai..” (aku masuk kedalam kelas)

Setelah itu karena aku merasa tertarik dengan dia, keesokan harinya aku menjadi sering duduk-duduk di depan kelas pada waktu istirahat dimulai. Aku kembali bertanya kepada sahabatku saat dia duduk disampingku.

Aku: “Lai dia kalo pulang dijemput bokapnya ya ?”
Diaz: “Dia siapa ?”
Aku: “Lydia..”
Diaz: “Kaga dia naik angkot lai sama dita, kadang juga gw bareng sama dia”
Aku: “Ooh gitu, kasian dong dia liatin lu bedua pacaran sama Dita”
Diaz: “Beh gw sama Dita klo di angkot udah kaya temen, duduk aja jauhan”
Aku: “Hahaha makanye lai punya motor biar bisa lu anterin pulang si Dita” (ejekku)
Diaz: “Iye lai iye yang punya motor” (dia beranjak pergi ke kantin)
Aku: “Hahaha percumah punya motor lai kalo kaya gw ga punya cewek” (aku mengikutinya ke kantin)
Diaz: “Makanya punya motor jangan kenceng-kenceng, boros bensin, cewek juga serem diboncengin”

Sampai aku lulus SMP aku tidak berani berkenalan langsung dengan Lydia. Lalu tahun ajaran baru pun dimulai, dan ternyata aku satu sekolah dengan Lydia dan dengan kelas yang sama. Aku mengetahuinya saat hari pertama masuk sekolah untuk Masa Orientasi Siswa dan memasuki kelas 10g. Lalu aku mengambil posisi duduk dibelakangnya tetapi tidak sebaris dengan mejanya. Saat itu pandanganku hanya terpaku kepadanya, melihat rambutnya yang panjang dari belakang membuatku semakin mengaguminya dan berkata dalam hati “Dia Cantik” lalu teman sebangku baruku datang dan menyapaku “Oi nama lu siapa ?”, “Alif, lu siapa ?” sahutku, “Panggil aja Risum” ucapnya, “Oke Risum singkatan Riski Mesum ya ? hahaha” candaku, “Bukan, sialan lu, Risqi Sumadi Praja nama panjang gw, biasa dipanggil Risum” ucapnya, “Hahahaha maaf sum gw becanda”. 1 Semester pun berlalu aku sekelas dengannya dan aku hanya bisa memperhatikan dia tanpa sekalipun berani untuk menyapanya. Saat Semester 2 aku mendapat mata pelajaran Tata Boga dan aku sekelompok dengannya, saat itulah aku mulai berani untuk menyapanya dan mengantarnya pulang kerumah karena saat itu tugas memasak dikerjakan dirumah temanku. 3 bulan berjalan aku mulai tertarik dengan teman sekelasku yang bernama Isnaini dan akhirnya kami pacaran. Dan ternyata selama aku sekelompok dengan Lydia, dia sudah tertarik denganku karena aku sering dekat dengannya sampai mengantarnya pulang. Dia kaget saat tau aku sudah pacaran dengan isnaini, dan saat itu aku tidak tau kalau Lydia juga sebenarnya sudah tertarik denganku. Sebulan berjalan aku putus dengan Isnaini dan aku mulai biasa saja dengan Lydia. Sampai di kelas 11 aku mengambil jurusan IPS dan mendapat kelas 11 IPS B dan dia 11 IPS E. Saat itu aku tidak pernah lagi menyapanya karena kelas kita berbeda hanya sering melihatnya di kantin pada waktu Istirahat. Saat Semester 2 aku kembali dekat dengannya karena sering smsan dan saat pulang sekolah aku pulang dengannya sampai dia eskul (ekstra kulikuler) Taekwondo pun aku sering menjemput dan mengantarnya pulang. Saat itu berlangsung selama 9 bulan sampai aku berani untuk menyatakan perasaanku dan akhirnya kita pacaran, aku merasa seperti mimpi karena apa yang aku inginkan terwujud, karena awalnya aku merasa tidak dapat pacaran dengannya. Aku pacaran sampai hampir 4 tahun lamanya meskipun pernah 2 kali “putus-nyambung” dan sekarang aku sudah putus dengannya dan aku ingin melupakan dia karena dia sudah memiliki pacar dan aku tidak berniat mengganggunya. Aku memang jauh dengannya sekarang, dia berada di daerah Jakarta Barat karena itu pula aku merasa tidak dapat melanjutkan hubungan lebih jauh. Sekian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar